Kopi
1.
Klasifikasi
a) Coffea
arabica
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
b) Coffea robusta
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Astridae
Ordo : Rubiaceace
Genus : Coffea
Spesies : Coffea
robusta
2.
Karakteristik dan
Kegunaan
a)
Karakteristik
1)
Coffea arabica
Kopi arabika merupakan
kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya.
Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar
1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat
tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut..
Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat. Struktur
tanaman kopi arabika pendek menyerupai perdu dengan ketinggian 2-3 meter.
Batang berdiri tegak dengan bentuk membulat. Pohon kopi arabika memiliki
percabangan yang banyak.
Warna
daun kopi arabika hijau mengkilap seperti memiliki lapisan lilin. Daun yang
telah tua berwarna hijau gelap. Bentuk daun memanjang atau lonjong dengan ujung
daun meruncing. Pangkal daun tumpul dan memiliki tangkai yang pendek. Struktur
tulang daun menyirip.
Kopi
arabika mulai berbunga setelah musim hujan. Bunga tumbuh pada ketiak daun.
Bunga kopi arabika berwarna putih dan bisa melakukan penyerbukan sendiri, tidak
ada perbedaan bunga jantan dan betina. Dari bentuk kuncup hingga menjadi buah
yang siap panen membutuhkan waktu 8-11 bulan.
Bentuk
buah kopi arabika bulat seperti telur, dengan warna buah hijau kemudian berubah
menjadi merah terang saat matang. Apabila buah telah matang cenderung mudah
rontok. Oleh karena itu harus dipanen dengan segera, untuk detailnya silahkan
baca cara memanen buah kopi.
Buah yang rontok ke tanah akan mengalami penurunan mutu, cenderung bau tanah.
Pohon
kopi arabika mempunyai perakaran tunjang yang dalam. Guna akar yang dalam ini
untuk menopang pohon agar tidak mudah roboh dan bertahan pada kondisi
kekeringan. Pertumbuhan akar ditentukan sejak pohon dipindahkan dari
pembibitan. Pohon yang perakarannya tidak tumbuh dengan baik, akan mengganggu
produktivitas.
2) Coffea canephora
Kopi Canephora juga disebut
kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora
adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat
sampai Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih
tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika. Rasanya lebih netral, serta aroma kopi
yang lebih kuat Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi robusta tumbuh tegak
lurus. Buah kopi dihasilkan dari cabang primer yang tumbuh mendatar. Cabang
primer ini cukup lentur sehingga membentuk tajuk seperti payung.Bentuk daun
membulat seperti telur dengan ujung daun runcing hingga tumpul. Daun-daunnya
tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada batang dan cabang tumbuhnya tegak
lurus dengan susunan daun berselang-seling. Sedangkan pada ranting dan
cabang-cabang mendatar pasangan daun tumbuh pada bidang yang sama. Robusta
lebih relatif tahan terhadap penyakit karat daun.
Tanaman kopi robusta sudah mulai
berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada ketiak cabang primer. Setiap
ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar diawal musim kemarau.
Berbeda dengan arabika, bunga kopi robusta melakukan penyerbukan secara silang.Buah
yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah. Meski
telah matang penuh, buah kopi robusta menempel dengan kuat pada tangkainya.
Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar 10-11
bulan.Tanaman kopi robusta memiliki perakaran yang dangkal. Oleh karena itu
membutuhkan tanah yang subur dan kaya kandungan organik. Tanaman ini juga cukup
sensitif terhadap kekeringan.
b) Kegunaan
·
Kopi dapat mencegah timbulnya penyakit jantung
atau stroke.
·
Kopi bermanfaat mencegah penyakit kanker dan
diabetes.
·
Kopi dapat mencegah resiko kanker mulut dan
melindungi gigi.
·
Kopi sebagai pembangkit Stamina dan energi
ekstra.
·
Kopi dapat mengurangi rasa
sakit kepala
·
Kopi mengatasi perubahan
suasana hati dan depresi.
·
Melawan depresi
·
Menghindari stres dan putus asa
·
Menjaga kesehatan hati .
·
Dapat membantu anda menurunkan berat badan
·
Dapat menurunkan risiko diabetes tipe II
·
Menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson
·
Kopi dapat menangkal kanker kulit
3. Kendala dalam proses dan usaha produksi
Dipasaran, kopi robusta dijual dengan
harga lebih rendah dibanding arabika. Hal ini menyebabkan disinsentif terhadap
petani. Sehingga untuk menghemat biaya proses produksi petani kopi robusta
cenderung mengabaikan penanganan pasca panen. Pada gilirannya akan membuat mutu
kopi
yang dihasilkan rendah.
Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi
arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya
pohon arabika akan berbunga diakhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa
hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah.
Kopi arabika harus ditanam di tanah yang kayak kandungan bahan organik. Material organik
tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Ph tanah
harus stabil yaitu 5,5-6.
4. Prospek dan Peluang Pasar
Sekitar 99% perdagangan kopi dunia
adalah jenis robusta dan arabika. Dahulu
sekitar tahun 1950 proporsi pangsa pasar kopi robusta 25-30% dan arabika
70-75%. Saat ini dimana pangsa pasarnya naik diatas 30%, harganya anjlok dibawah
arabika hingga hampir setengahnya. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan
mengingat lebih dari 80% produksi kopi Indonesia adalah robusta. Jadi bisa disimpulkan jika di
Indonesia masih memilih memproduksi kopi robusta besar kemungkinan produsen tidak
akan kuat bersaing.
Tembakau
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.
2.
Karakteristik
Dan Kegunaan
a)
Karakteristik
Tanaman tembakau merupakan tanaman
berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat
menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke
samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran
akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur.
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,
makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi
daun, batang, tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang
selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang
sekitar 5 cm. Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat,
tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya
meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki
tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan
atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy
parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32
helai.
b)
Kegunaan
·
Bahan
dasar pmbuatan rokok
·
Bahan
dasar Biofuel
·
Anti
Radang
·
Memelihara
kesehatan ternak
3.
Kendala
dalam Proses dan Usaha Produksi
Tanaman tembakau
pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat
basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak
tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya
tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah.
Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,
sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500
mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Sehingga, lokasi untuk
tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam
disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
tembakau berkisar antara 21-32,30 derajat celcius. Tanaman tembakau dapat
tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada
varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman
tembakau adalah 0 - 900 m dpl.
4.
Prospek dan Peluang Pasar
Pasokan tembakau di pasar domestik,
selain disuplai oleh petani tembakau juga berasal dari impor.Impor tembakau
Indonesia berasal dari berbagai negara dimana Cina tercatat sebagai negara
pengekspor utama tembakau ke Indonesia, disusul Brazil, Amerika Serikat, Turki,
Zimbabwe serta beberapa negara lainnya.Jadi prospek dan juga peluang pasar
tembakau tersebut mau tidak mau petani tembakau di Indonesia harus lebih
meningkatkan produksi dan produktivitasnya dalam kualitas dan kuantitas
tembakau tersebut agar Indonesia bisa lebih bisa meminimalisir import tembakau
tersebut. Dan juga dengan peningkatan tersebut bisa meningkatkan juga
pendapatan petani tembakau, karena di Indonesia tembakau tersebut sangat
diperlukan contohnnya dalam pembuatan rokok.
Kelapa
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub
Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis (sawit bali/sawit afrika)
Elaeis oleifera (sawit amerika)
2.
Karakteristik
dan Kegunaan
a)
Karakteristik
Kelapa sawit memiliki titik tumbuh yang aktif
secara terus-menerus menghasilkan primordial (bakal) daun setiap 2 minggu (pada
tanaman dewasa). Daun memerlukan waktu 2 tahun untuk berkembang dari proses
inisiasi sampai menjadi daun dewasa pada pusat tajuk (pupus daun/spearleaf) dan
dapat berfotosintesis secara aktif sampai 2 tahun lagi. Proses inisiasi daun
sampai layu (senescense) kira-kira 4 tahun.
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa
bagian sebagai berikut.
·
Kumpulan anak daun (leaflets)yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak
daun (midrip).
·
Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.
·
Tangkai daun (petiole) yan merupakan bagian antara daun dan batang.
·
Seludang daun (sheath)yang berfungsi sebagai pelindung dari kuncup dan memberi
kekuatan pada batang.
Total
jumlah daun pada perkebunan kelapa sawit sangat bergantung pada metode panen
dan tunasan (pruning) yang dilakukan. Selain itu, faktor intensitas cahaya yang
sampai ke kanopi tanaman juga sangat berpengaruh terhadap jumlah daun kelapa
sawit. Pada kerapatan tanaman yang tinggi, dimana intensitas cahaya kurang,
umur daun sangat berkurang. Pada kerapatan tanaman yang normal, yaitu 140–150
pohon/ha dengan tanpa penunasan daun, senescence umumnya mulai terjadi pada
daun ke 48 – 50. Namun pada kerapatan tanamanyang tinggi, dapat terjadi mulai
daun ke-35.
Pada
kelapa sawit, primordia daun dihasilkan dalam pola spiral mulai dari titik
tumbuh (apex). Spiral ini dikenal sebagai “spiral genetik”. Setiap primordium
daun terpisah dari primordium sebelumnya pada spiral genetik berdasarkan suatu
sudut, yaitu sudut divergen yang besarnya 137,50 (sudut fibonansi). Dalam
individu tanaman, spiral genetik tersebut biasanya akan selalu konsisten ke
kanan atau ke kiri. Susunan spiral membentuk deret Fibonacci, yaitu 1: 1 : 3 :
5 : 8 : 13 : 21, dan seterusnya. Pada batang kelapa sawit dewasa, susunan
kelipatan 8 daun umumnya biasa ditemui, tetapi kelipatan 5, 13, dan 21 juga
dapat dijumpai.
Batang kelapa sawit terdiri dari
pembuluh-pembuluh yang terikat secara diskrit dalam jaringan parenkim. Maristem
pucuk terletak dekat ujung batang, dimana pertumbuhan batang sedikit agak
besar. Penebalan dan pembesaran batang terjadi karena aktivitas “penebalan
maristem primer” yang terletak dibawah maristem pucuk dan ketiak daun.
Batang
diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur 11 – 15 tahun.
Setelah itu, bekas pelepah daun mulai rontok dengan sendirinya mulai dari
bagian tengah batang kemudian meluas ke atas dan ke bawah.
3.Akar
Sistem
perakaran kelapa sawit merupakan sistem perakaran serabut, terdiri dari akar
primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Akar primer umumnya berdiameter 6 –
10 mm, keluar dari pangkal batangdan menyebar secara horizontal dan menghujam
kedalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder
yang berdiameter 2 – 4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yan
berdiameter 0,7 – 1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuartener.
Akar kuartener tidak mengandung lignin, panjangnya hanya 1 – 4 mm dengan
diameter 0,1 – 0,3 mm.
Sebagian
besar perakaran kelapa sawit terutama berada dekat dengan permukaan tanah.
Hanya sedikit akar kelapa sawit yang
berada pada kedalaman 90 cm. system perakaran yang aktif berada pada kedalaman
5 – 35 cm.
Kelapa sawit merupakan tanaman
monoecious (berumah satu). Artinya, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Bunga muncul dari ketiak daun.
Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Bunga
kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan
tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Bunga jantan maupun bunga
betina mempunyai ibu tangkai bunga (peduncle/rachis) yang merupakan struktur
pendukung spikelet. Dari rachis ini, terbentuk struktur triangular bract yang
kemudian membentuk tangkai-tangkai bunga (spikelets).
Buah kelapa sawit terdiri dari pericarp
yang terbungkus oleh exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang
membungkus 1 – 4 inti/kernel. Inti memiliki testa (kulit), endosperm yang
padat, dan sebuah embrio.
Berdasarkan
warna kulit buahnya kelapa sawit dibagi menjadi menjadi 3 tipe buah, yaitu sebagai berikut.
- Nigrescens
Buah
nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi
jingga kehitam-hitaman pada waktu matang.
-Virescens
Pada
waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah
menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
-Albescens
Pada
waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang
berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman
b)
Kegunaan
·
Sebagai bahan baku
pembuatan minyak
·
Sebagai bahan baku industri minyak goreng.
·
Sebagai bahan baku industri margarin.
·
Sebagai bahan baku industri alkohol.
·
Sebagai bahan baku industri kosmetika.
·
Sebagai nutrisi
pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan).
·
Sebagai bahan dasar
industri lainnya industri sabun.
·
Sebagai obat karena
kandungan minyak nabati berprospek tinggi.
·
Sebagai bahan pembuat
particle board (batang dang pelepah).
·
Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil
pengolahan).
·
Bahan baku utama bahan bakar alternatif yang di
sebut biofuel atau lebih di kenal Crude Palm Oil (CPO)
3. Kendala dalam proses dan usaha produksi
a) Masalah
lahan bagi pengembangan kebun baru yang diakibatkan ketidaktuntasan masalah
tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). Selain,
adanya ketidakpastian hukum terhadap status legalitas lahan
b) Kebijakan
moratorium hutan primer dan lahan gambut justru dapat mempersulit penuntasan
masalah lahan yang sebelumnya telah dihadapkan dengan masalah RTRWP. Fadhil
menilai, inpres mengenai moratorium akan bertabrakan dengan regulasi lain
seperti UU Nomor 41 Tahun 1999 mengenai Kehutanan.
c) Bea
keluar CPO yang tinggi dan bersifat progresif seperti berlaku sekarang ini
terbukti tidak maksimal untuk menekan volume ekspor CPO dan belum mampu
mendorong pengembangan industri hilir dalam negeri. Sebaliknya, sistem
bea keluar diyakini tidak adil bagi produsen bahan baku baik perkebunan negara
atau swasta maupun petani rakyat karena ‘tidak menikmati’ kenaikan margin yang
seharusnya didapatkan dari tingginya harga CPO dunia saat ini.
d) Pengembangan
perkebunan kelapa sawit yang mengarah ke Indonesia Timur kurang didukung infrastruktur
yang memadai seperti pelabuhan
e) Pelaku
usaha sawit merasa dirugikan dengan penerapan aturan perpajakan mengenai
PPn atas produk primer TBS. Pasalnya, PPn TBS selama ini dibebaskan sehingga
pajak masukan atas barang-barang faktor produksi tidak bisa dikreditkan dan
menjadi beban tambahan. Akibatnya, menimbulkan pajak berganda (double taxation)
kepada perusahaan yang terintegrasi (produksi-pengolahan).
f)
kampanye anti-sawit tetap berlangsung
bahkan ada kemungkinan semakin kuat tekanan yang diberikan kepada pelaku
industri sawit. Tema kampanye anti-sawit masih dikaitkan dengan isu perubahan
iklim maupun kerusakan lingkungan secara umum. Rangkaian kampanye anti-sawit
ini akan semakin sistematik yang tidak saja dilakukan oleh NGO saja melainkan
oleh group consumer tertentu dan beberapa negara di Uni Eropa, lewat
pemberlakukan standar baru dalam perdagangan sawit dan menerapkan aturan yang
berbentuk non-tariff barier.
g) Indonesia
harus melakukan program mitigasi perubahan iklim dengan kekuatan sendiri tanpa
melibatkan bantuan asing. "Keterlibatan dana asing hanya akan
membuat Indonesia makin tergantung pada negara lain, sementara dana bantuan
asing belum tentu memberikan dampak langsung pada penyerapan tenaga kerja dan
pengurangan kemiskinan,
4. Prospek dan Peluang Pasar
Untuk
prospek dan peluang pasar kelapa sawit sangatlah baik, mengapa demikian? Karena
kebutuhan sawit di Indonesia sangatlah besar. Tetapi hanya pelaku usaha besar
saja yang bisa menjalankan usaha sawit ini karena yang pertama kebutuhan lahan
yang digunakan harus luas dengan demikian permodalan pertama harus besar, yang
kedua masih dalam permodalan yaitu tentang pengolahan sawit tersebutsangat
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Tebu
1. Klasifikasi
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo :
Poales
Famili :
Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus :
Saccharum
Spesies :
Saccharum officinarum L.
2. Karakteristik
dan kegunaan
a) Karakteristik
Batang tebu, batang
tebu biasanya tumbuh tegak atau berdiri lurus mencapai ketinggian antara 2,5 m
– 4 m atau lebih, batang dari tanaman tebu tersusun dari ruas-ruas dan diantara
ruas-ruas tersebut dibatasi oleh buku-buku ruas dimana terletak mata yang dapat
tumbuh menjadi kuncup tanaman baru. Disamping itu terdapat mata akar tempat
keluarnya akar untuk kehidupan kuncup tersebut, yang perlu diperhatikan untuk
mempelajari tanda pengenal yang terdapat pada batang yaitu harus benar-benar
diperhatikan bentuk ruasnya, disamping itu juga sifat-sifat yang terdapat pada
ruas itu sendiri.
Daun tebu, dimana daun
tebu sendiri merupakan daun yang tidak lengkap karena hanya tersusun dari
pelepah daun dan helai daun, pada daun tebu sendiri tidak memiliki tangkai
daun. Diantara pelepah daun dan helai daun bagian sisi luar terdapat sendi
segitiga daun, sedangkan pada sisi bagian dalamnya terdapat lidah daun. Selain
itu juga terdapat bulu-bulu dan duri di sekitar pelepah dan helai daun. Adanya
bulu pada daun tebu juga menyebabkan gatal pada kulit jika kita bersentuhan
langsung dengan daunnya. Kondisi ini kadang membuat kurang berminatnya petani
membudidayakan tebu jika masih ada alternatif tanaman lain untuk dibudidayakan.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mempelajari tanda pengenal pada daun tanaman
tebu ini yaitu dengan memperhatikan pelepah daun dan bagian-bagiannya, terutama
bulu bidang punggung dan telinga dalam.
Mata tunas tebu,
dimana mata tunas sendiri adalah kuncup tebu yang terletak pada buku-buku ruas
batang. Kuncup-kuncup ini berada di ujung pangkal sebelah kanan dan sebelah
kiri secara bergantian. Mata tunas ini selalu terlindungi oleh pelepah daun
karena keberadaannya yang tepat dibawak ketiak daun. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mempelajari tanda-tanda dari mata tunas yaitu dengan tepi
sayap mata, rambut jambul dan rambut tepi basal mata.
Morfologi bunga
tebu, bunga tebu sendiri tersusun dalam malai dan bentuknya piramida dengan
panjang antara 50 cm-80 cm. cabang bunga tahap pertama merupakan karangan
bunga, sedangkan cabang bunga tahap kedua merupakan tandan buah.
b)
Kegunaan
·
Sebagai bahan dasar
pembuatan gula
·
Mengobati Penyakit
Kuning
·
Menyembuhkan Infeksi
·
Mengobati Batu Ginjal
·
Kayak akan Nutrisi
·
Mengobati flu dan
filek
·
Mencegah Kangker
·
Menghidrasi tubuh
3. Kendala
dalam Proses dan Usaha Produksi
Kesulitan mempertahankan produktivitas
lahan tebu sehingga terjadi penurunan hasil secara nasional. Dan kurangnnya
pengusaha dan petani mendayagunakan hasil penelitian, teknologi budaya, bibit
unggul, serta konsep ekonomi pertanian.
4. Prospek
dan Peluang Pasar
Prospek dan peluang pasar dari tebu sangat
menjanjikan jika upaya dan perhatian secara nasional lebih ditingkatkan agar
Indonesia mampu mencapai swasembada gula dalam waktu singkat apalagi
mempertahankannya. Dengan demikian perhatian terhadap petani pun harus
ditingkatkan dengan menggalahkan seminar dan sosialisasi tentang peningkatan
kualitas dan kuantitas tebu tersebut.
Karet
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis
Muell. Arg
2. Karakteristik
dan kegunaan
a) Karakteristik
Daun karet berwarna hijau. Apabila akan
rontok berubah warna menjadi kuning atau merah. Biasanya tanaman karet
mempunyai “jadwal“ kerontokan daun pada setiap musim kemarau. Di musim rontok
ini kebun karet menjadi indah karena daun – daun karet berubah warna dan jatuh
berguguran ,daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun.
Panjang tangkai daun utama 3 – 20 cm. Panjang tangkai anak daun antara 3 – 10
cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang
terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan
ujung meruncing. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan
akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan
besar . Sesuai dengan habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama di Brazil
yang beriklim tropis, maka karet juga cocok ditanam di daerah – daerah tropis
lainnya.
b) Kegunaan
·
Pada tanaman karet, energi yang
dihasilkan seperti oksigen, kayu, dan biomassa dapat digunakan untuk mendukung
fungsi perbaikan lingkungan seperti rehabilitasi lahan, pencegahan erosi dan
banjir, pengaturan tata guna air bagi tanaman lain, dan menciptakan iklim yang
sehat dan bebas polusi. Pada daerah kritis, daun karet yang gugur mampu
menyuburkan tanah.
·
Getah karet adalah bahan utama pembuatan
Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan
tahan goncangan.
·
Kayu karet
amat baik digunakan untuk kayu bakar komersil.
·
Bisa
dijadikan bahan makanan karena protein dalam bijinnya tinggi
·
Bijinnya
merupakan bahan baku biopelet
3. Kendala
dalam Proses dan Usaha Produksi
·
Produksi tanaman memerlukan lahan yang
luas
·
Memakan biaya yang cukup banyak ketika
pertama penanaman
4. Prospek
dan Peluang Pasar
Berpeluang dan berprospek bagus karena
karet tersebut pasti dibutuhkan dalam berbagai sektor, terutama dalam sektor
industri.
"berbagai sumber dan hasil tangan sederhana"
Pengantar Ilmu Pertanian
Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Siliwangi
2014